Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyindir para menteri didalam Kabinet Kerja soal beras untuk rakyat miskin (Raskin). Jokowi menyampaikan kekecewaannya karena dalam rapat kabinet terbatas di Istana Bogor, Jawa Barat pada Minggu (15/3) kemarin, tidak ada satupun dari menteri yang melaporkan hasil dari program operasi pasar dan raskin yang baru saja diluncurkan.
"Pertama saya akan berbicara mengenai masalah beras, setelah hasil operasi pasar dan penggelontoran raskin kira-kira tiga minggu lalu belum pernah ada laporan sama sekali kepada saya mengenai perkembangan harga di pasar. Meskipun terbalik, mestinya saya dilapori tapi ini saya akan menyampaikan karena saya tunggu-tunggu gak ada yang lapor," sindirnya.
Mantan gubernur DKI Jakarta itu mengaku turun sendiri ke lapangan. Dia mendatangi sejumlah sentra penjualan beras untuk mengetahui harga di pasaran. Dirinya menemukan bahwa harga beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur untuk jenis beras IR3 sebelum naik pada awal Februari harganya hanya Rp 7.800/Kg, kemudian setelah ada kenaikan harga mencapai Rp 10.300/Kg. Kini sudah ada penurunan harga beras, menuju ke harga normal. "Sekarang sudah Rp 7.900/kg artinya hanya terpaut Rp 100/Kg (dari harga lama)," katanya.
Tak pelak, sindiran dan data-data dari orang nomor satu di republik tersebut membuat para anggota Kabinet Kerja langsung terdiam, dan serius memperhatikan paparan Jokowi. Isu pergantian menteri (Reshuffle Kabinet) saat ini memang mengemuka ke permukaan setelah melihat bahwa kinerja beberapa para menteri selama tiga bulan ini tidak menunjukan hasil yang memuaskan.